Pagi itu (16/1/2013), seorang ibu-ibu paruh baya menggendong sekitar 20 botol madu berukuran masing-masing 600 ml / botol layaknya menggendong seorang bayi dengan penuh kasih sayang.
Ia bertutur dengan penuh semangat, meski raut keletihan tampak jelas di wajahnya, ia tak sekalipun mengeluh tentang itu. Kurang lebih sudah 16 tahunan ini ia berjualan madu musiman di samping pekerjaan utamanya sebagai seorang petani.
Bisakah teman-teman bayangkan? ia menggendong berpuluh-puluh botol berjalan berkilo-kilo meter demi menyambung nafas hidup untuk keluarga. ya, ia pastilah seorang wanita tangguh.
Kamipun mengobrol tentang madu yang ia bawa tersebut.
ada 2 jenis madu yang ia bawa saat itu. pertama: madu biasa yang dijual
dengan harga 50rb / botol dan madu spesial (berwarna agak kehitaman)
seharga 60rb rupiah per botolnya.
Katanya madu yang ia bawa ini asli dan hanya ada tiap 5 bulan sekali. Ia menuturkan bahwa ada beberapa ciri madu asli / tidak: 1. tidak di semutin, 2. bila korek api dicelupkan ke dalam madu, masih bisa nyala, 3. bila telur di rendam dalam madu, maka kuning telur di dalamnya akan matang dengan sendirinya. 4. Bila disimpan dalam lemari es tidak basi.
Hampir apa yang ia sampaikan tersebut adalah benar, dan ditambah bila kami membelinya, ia akan memberikan 1 bonus ekstra kepada kami, kamipun sepakat membeli beberapa madu itu.bahkan saya sempat meminta nomor hp agar bisa menghubunginya lebih lanjut apabila ingin membeli madu darinya lagi.
Kini, beberapa madu telah berpindah ke tangan kami, ia pun menggendong kembali botol-botol madu dan pergi melanjutkan perjalanannya. Ia tampak senang sekali saat itu meski ia harus menjual madu tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya kepada kami, dan kamipun jg senang karna mendapatkan madu asli dengan harga yang lebih murah.
Hanya saja, ada beberapa kesalahan kami saat proses jual beli tersebut yang tidak di dasarkan pada asas "TELITI SEBELUM MEMBELI".
Diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kita terlalu percaya kepada penjual, karena memang menurut kami, apa yang ia sampaikan memang benar adanya - tanpa memeriksanya terlebih dahulu
- Kita tidak pernah melakukan test sesuai dengan apa yang ia katakan saat itu, hingga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. (What's Done is Done / Lets Gone be by Gone - apa yang sudah terjadi, terjadilah / yang lalu biarlah berlalu).
- Melupakan profesionalisme dalam akad jual beli hanya karena ada perasaan-perasaan seperti rasa kasihan / teman sendiri / hal-hal lainnya.
Singkat cerita, ternyata madu yang kami beli tersebut tidak asli, sms yang aku kirimkan ke nomor yang ia berikan tersebut pun juga tidak pernah dibalasnya.
Pengujian-pengujian yang kami lakukan, dari mulai pengujian yang sederhana sampai yang agak rumit membuktikannya. mulai dari: rasa dan bau madu itu seperti gula aren, di kerubutin semut, dan lain sebagainya.
Sedikit tips mungkin adalah bila anda kurang begitu tau pasti tentang apa yang akan anda beli, belilah madu pada orang yg menjualnya di tempat / toko permanen, sehingga apabila ada hal-hal yg tidak sesuai dengan akad jual beli, bisa anda komplainkan setelahnya.
Satu hal, kami tidak pernah menyesali telah membeli madu yang tidak
asli tersebut. mudah-mudah an saja uang yang ia dapatkan hari itu bisa
bermanfaat untuknya dan keluarganya. aamiin
Terima kasih telah mengajarkan kami makna "Teliti Sebelum Membeli" baik kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar